Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

BAB 1 MODEL CTL DAN MEDIA VIDEO, Thesis of Science education

Model Pembelajaran CTL dan Media Video Interaktif

Typology: Thesis

2019/2020

Uploaded on 01/29/2020

farah-amalia
farah-amalia 🇮🇩

1 document

1 / 6

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat
dikenali melalui pengukuran dan penilaian sejumlah hasil belajar serta indikator
hasil belajar yang diukur dan diamati. Hasil belajar menjadi tolak ukur
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru
selama periode tertentu. Tujuan pembelajaran dianggap tercapai apabila siswa
memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar dapat diketahui setelah
guru melakukan evaluasi hasil belajar siswa atau biasa disebut dengan penilaian
hasil belajar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidi,kan dan Kebudayaan No. 53 tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menetapkan:
Pasal 1 ayat 1
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana
dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor harus dijadikan sasaran dalam setiap
kegiatan evaluasi hasil belajar untuk memantau setiap perkembangan
kemampuan siswa. Pelaksanaan penilaian hasil belajar yang menyeluruh akan
memudahkan guru dalam memberikan keputusan bagi setiap siswa yang
didasarkan pada proses pembelajaran, bukan hanya pada produk pembelajaran
saja. Proses pembelajaran yang berlangsung sangat mempengaruhi hasil belajar,
terutama pada cara guru mengajar siswa. Dalam proses pembelajaran, model dan
strategi yang baik juga akan berdampak baik pula pada hasil pembelajaran. Hasil
penelitian Ridwanulloh (2016) pada siswa kelas V membuktikan bahwa model
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download BAB 1 MODEL CTL DAN MEDIA VIDEO and more Thesis Science education in PDF only on Docsity!

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui pengukuran dan penilaian sejumlah hasil belajar serta indikator hasil belajar yang diukur dan diamati. Hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru selama periode tertentu. Tujuan pembelajaran dianggap tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar dapat diketahui setelah guru melakukan evaluasi hasil belajar siswa atau biasa disebut dengan penilaian hasil belajar. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidi,kan dan Kebudayaan No. 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menetapkan: Pasal 1 ayat 1 Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar untuk memantau setiap perkembangan kemampuan siswa. Pelaksanaan penilaian hasil belajar yang menyeluruh akan memudahkan guru dalam memberikan keputusan bagi setiap siswa yang didasarkan pada proses pembelajaran, bukan hanya pada produk pembelajaran saja. Proses pembelajaran yang berlangsung sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pada cara guru mengajar siswa. Dalam proses pembelajaran, model dan strategi yang baik juga akan berdampak baik pula pada hasil pembelajaran. Hasil penelitian Ridwanulloh (2016) pada siswa kelas V membuktikan bahwa model

Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan model konvensional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadlilah dkk (2017), mereka membuktikan bahwa model pembelajaran CTL berbantu media piece paper efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan, sebagaimana penelitian Agustiya dkk (2017) yang membuktikan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa setelah menggunakan model CTL dengan menggunakan permainan monopoli. Berkaitan dengan itu, diperkuat dengan adanya peningkatan presentase keberhasilan model CTL pada penelitian Istiorini (2017) di kelas V sekolah dasar membuktikan bahwa dengan mengadakan model CTL pada materi sifat-sifat benda menunjukan adanya peningkatan proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat dengan hasil belajar siswa mencapai target dengan persentase 87%, sebagaimana penelitian Taurina & Wasitohadi (2015) yang membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V yang telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu sebesar 80%. Dengan meningkatnya presentase keberhasilan maka nilai hasil belajar siswa juga meningkat. Terdapat pula hasil penelitian Fua (2018) pada siswa sekolah dasar yang membuktikan bahwa nilai rata-rata siswa setelah tindakan pada siklus 2 meningkat dibandingkan siklus 1, dari 64,5 menjadi 84 setelah menggunakan model pembelajaran CTL. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model dan strategi dalam pembelajaran sangat menunjang hasil belajar siswa, terlebih lagi pada penggunaan model CTL. Secara keseluruhan hasil penelitian tersebut membuktikan hasil belajar secara kognitif dimana peneliti selalu mengujikan aspek pengetahuan materi dan ada beberapa yang membuktikan hasil belajar secara psikomotori.. Akan tetapi hasil belajar yang sesungguhnya tidak hanya mencakup kedua aspek tersebut. Hasil belajar yang baik harus mencakup tiga aspek yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tercapainya aspek-aspek dalam hasil belajar dapat memaksimalkan tujuan yang ada dalam pebelajaran. Namun, pembelajaran yang melibatkan tiga ranah sulit untuk diterapkan karena tidak semua pembelajaran memunculkan tiga ranah tersebut. Penilaian yang masih fokus pada beberapa ranah saja mengakibatkan pembelajaran kurang efektif. Padahal salah satu prinsip dasar dalam melakukan

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi belajar dengan situasi dunia siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya pada kehidupan sehari-hari mereka. Penggunaan model CTL cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas IV Tema 4 Subtema 1 dengan topik jenis-jenis pekerjaan. Dengan begitu siswa dapat mengaitkan berbagai jenis pekerjaan yang ada dan mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari dengan materi dalam pembelajaran. Dengan adanya muatan-muatan pelajaran yang terkait dengan kehidupan sehari-hari maka penggunaan media yang berkaitan dapat mendukung model CTL. Media pembelajaran dapat mendukung model CTL salah satunya adalah media audiovisual. Media audiovisual contohnya video yang menampilkan gambar dan suara yang berisi berbagai jenis pekerjaan sehari-hari dapat membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa secara jelas. Sehingga model pembelajaran CTL ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran pada Tema 4 Subtema 1. Kemudian dengan penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret dalam memahami fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip dalam ruang lingkup pembelajaran. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

  1. Guru belum memberikan pembelajaran sebagai suatu proses belajar yang menemukan secara ilmiah.
  2. Siswa tidak memahami secara keseluruhan materi yang diajarkan sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
  1. Tidak adanya inovasi model dalam pembelajaran
  2. Penggunaan media berbasis konteks yang masih rendah.
  3. Kurangnya perhatian guru terhadap aspek afektif.
  4. Rendahnya rasa ingin tahu siswa.
  5. Rendahnya rasa percaya diri siswa. C. Batasan Masalah Masalah yang dijabarkan dalam identifikasi masalah masih terlalu luas, oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada penggunaan media berbasis konteks yang masih rendah, kurangnya perhatian guru terhadap aspek afektif, rendahnya rasa ingin tahu siswa, dan rendahnya rasa percaya diri siswa. D. Rumusan Masalah Apakah model pembelajaran CTL berbantuan media video interaktif efektif untuk meningkatkan hasil belajar afektif khususnya rasa ingin tahu dan percaya diri siswa kelas IV pada Tema 4 Subtema 1 di SD Negeri Slawi Kulon 03? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya efektivitas model pembelajaran CTL berbantuan media video interaktif terhadap hasil belajar afektif khususnya rasa ingin tahu dan percaya diri siswa kelas IV pada Tema 4 Subtema 1 di SD Negeri Slawi Kulon 03. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat teoretis dan bersifat praktis bagi peneliti dan juga bagi siswa, guru, dan sekolah tempat penelitian ini dilaksanakan. Secara teoritis, model CTL dengan media video pembelajaran dapat memberikan pemahaman konsep, fakta-fakta dalam memahami ruang lingkup pembelajaran dengan baik, sehingga dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan